RSS Feed

“KEHILANGAN” KURSI

Posted by Restiyanti Labels:

Sebuah organisasi manufacturing yang mempunyai karyawan sekitar 270 orang memperkerjakan seorang manajer pabrik baru dengan maksud untuk mengurangi biaya-biaya produksi, meningkatkan kualitas produk, dan memperbaiki produktivitas karyawan. Pekerjaan adalah melelahkan dan kondisi-kondisi pekerjaan sangat tidak menyenangkan. Ini terutama disebabkan oleh panas dan debu yang ditimbulkan proses produksi. Hari kerja dibagi menjadi tiga shift, dimana lama waktu setiap shift adalah 8 jam, tanpa waktu makan yang ditetapkan secara eksplisit. Para karyawan biasanya membeli minuman dan makanan dari warung-warung di sekitar pabrik dan minum atau makan sambil bekerja. Teknisi keamanan pabrik mengemukakan bahkan gang-gang yang digunakan untuk lalu lintas truk-truk pengangkut barang sering terhambat atau terganggu oleh lalu lalang para karyawan yang memerlukan dan membeli minuman dan makanan. Manajer baru mengambil keputusan untuk membangun sebuah cafetaria untuk mengurangi bahaya keamanan ini dan untuk memberikan kepada para karyawan suatu tempat makan jauh dari proses produksi yang tidak menyenangkan.

Setelah bangunan diselesaikan, para karyawan mulai makan di cafetaria seperti yang diharapkan. Bagaimanapun juga, meninggalkan lokasi pekerjaan menunjukkan secara implisit adanya periode istirahat untuk makan bagi para karyawan. Waktu yang dihabiskan para karyawan untuk keperluan tersebut tentunya naik secara mencolok, dan sebagai akibatnya terjadi penurunan produktivitas. Manajer pabrik kemudian memutuskan bahwa menghindari para karyawan mondar-mandir ke cafetaria, dia akan memindahkan kursi-kursi. Para karyawan marah karena “kenyamanan” yang selama ini mereka rasakan telah diambil. Konsultan pengembangan organisasi (organization development), setelah diperkenalkan, memperoleh informasi dari serangkaian wawancara bahwa paa karyawan tidak pernah menginginkan cafetaria. Mereka sesungguhnya menginginkan lokasi yang lebih aman dari truk truk pengangkut barang.

Dari kasus diatas, terdapat beberapa kesalahan pokok yang dibuat manajemen dalam proses perubahan tersebut. Manajer mengambil keputusan tanpa menganalisa masalah terlebih dahulu, ia langsung menjalankan rencana menurut sudut pandang ia sendiri. Seharusnya ia menanyakan terlebih dahulu kepada para karyawan apa yang mereka inginkan dan mereka butuhkan. Selain itu, seharusnya manajer mengambil keputusan untuk menentukan waktu istirahat karyawan. Dengan menentukan waktu istirahat, karyawan akan lebih disiplin dalam bekerja.