A. Pengertian
Paragraf
Paragraf
atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan
tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam
kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya
yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang
dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang
lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang
sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan
menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Bagian-bagian paragraf
Pada
umumnya alinea terdiri atas lebih dari satu kalimat. Atau dapat dikatakan bahwa
alinea pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat. Dari fungsi dan
kandungannya, kalimat dalam alinea dapat dipilah-pilah menjadi kalimat topik,
kalimat pengembangan, kalimat penutup, dan kalimat penghubung.
Tujuan pembentukan paragraf
1. Memudahkan
pengertian dan pemahaman terhadap satu tema
2. Memisahkan
dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal
Struktur paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat
topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat
topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan
kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau
mendukung ide utama.
a. Ciri
kalimat topik :
1. Mengandung
permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
2. Mengandung
kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3. Mempunyai
arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
4. Dapat
dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
b. Ciri
kalimat pendukung :
1. Sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
2. Arti
kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
3. Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat
transisi
4. Isinya
berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung
kalimat topik
B. Syarat-syarat paragraf
Dalam menyusun paragraf, kita perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
a.
Ketepatan Pemilihan
Kata
Pemilihan kata harus sesuai dengan
situasi dan kondisi pemakaiannya. Pemakaian kata dia, misalnya, tidak tepat digunakan untuk orang yang usianya lebih
tua. Kata yang tepat adalah kata beliau. Demikian pula dengan menonton kata ini tidak tepat dalam
paragraf yang menyatakan maksud melihat orang sakit. Dalam hal ini kata yang
harus digunakan adalah mengunjungi, menjenguk, atau menengok. Untuk itulah
diperlukan penguasaan perbendaharaan kata, terutama kata-kata yang bersinonim.
Dengan banyaknya menguasai kata bersinonim mudahlah bagi kita dalam menggunakan
kata-kata yang tepat.
b.
Kesatuan
Tiap alenia
hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah
mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya
tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik
atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat
dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
c.
Koherensi
Syarat kedua yang harus
dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya
hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu
kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki
koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang
disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca
untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi,
termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula
secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta
selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan
mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan
atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu
penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
C. Unsur-unsur paragraf
Dalam
pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar
paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya.
1. Topik
atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik
merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar
kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga
bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah
ditentukan sebelumnya.
2. Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan
dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat
yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal
paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.
Berdasarkan penempatan inti gagasan
atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
·
Deduktif:
kalimat utama diletakan di awal alinea
·
Induktif:
kalimat utama diletakan di akhir anilea
·
Variatif:
kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
·
Deskriptif/naratif: kalimat utama tersebar di dalam
seluruh alinea
3. Kalimat
penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4. Judul
(kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
·
Provokatif (menarik)
·
Berbentuk frase
·
Relevan (sesuai dengan isi)
·
Logis
·
Spesifik
D. Macam-macam paragraf
1.
Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu
topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2.
Argumentasi
Bertujuan membuktikan
kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data atau fakta konsep sebagai
alas an atau bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.
Deskripsi
Berisi gambaran mengenai
suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau
mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4.
Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar
berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5.
Narasi
Karangan ini berisi
rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita.
Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Macam-macam
paragraf berdasarkan tujuannya
1.
Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya
memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada
masalah yang akan diuraikan.
Dalam karangan ilmiah, paragraf
pembuka dapat
berupa:
·
garis besar karangan dengan menonjolkan
bagian yang dipandang penting;
·
pemaparan isi dan maksud judul
karangan;
·
kutipan pendapat pakar pada bidang ilmu
yang bersangkutan;
·
sitiran dari suatu pendapat;
·
pembatasan objek dan subjeknya;
·
pemaparan arti penting masalah yang
akan dibicarakan;
·
gabungan dari beberapa cara di atas.
Contoh :
Jacques Cousteau lahir
pada tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac, Prancis. Sejak usia 4-5
tahun, ia sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai berenang dan menyelam
gara-gar waktu berusia 10 tahun dikirim kesekolah musim panas di Danau harvey,
AS. Oarng tuanya ketika itu tinggal di sana. Seorang gurunya agak sentimaen
kepadanya. Boetz sering menghukumnya membersihkan dasar danau yang penuh
ranting dan pohon kering. Kalau tidak dibersihkan, anak-anak yang terjun bisa
celaka. Inilah asal mulanya ia semakain pandai berenang dan menyelam.
2.
Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi
inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini
lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
Ada beberapa pola penyusunan kalimat-kalimat yang menjadi
sebuah paragraf isi yang dapat dijadikan pedoman,
yaitu:
·
Pola Urutan Waktu
Dalam pola
urutan waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara kronologis.
Contoh:
Ø
Secara
Eksplisit
Maharani Puspita Sari tidak
hnaya berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru atau teman-temannya.
Selanjutnya, ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi tanah di sekitar
jalan tol. Akhirnya, remaja putri itu tercatat sebagai peseta lomba Karya Ilmu
Pengetahuan Remaja 1982. dan siswa kelas II IPA SMA Regina Pacis (Bogor) itu
tercatat sebagai pemanang harapan.
Ø
Secara
Implisit
Ketukan tangan kecil di daun pintu sebuah
rumah di pulau Mandangin, di malam buta pertengahan Februari yang lalu
membangunkan penghuninya. Seorang bocah berseru dari luar memberi tahu, saat
berangkat sudah tiba. Yang dipanggil bangkit dari tidurnya, berkemas, dan turun
ke pantai. Si bocah yang di pulau itu disebut kacong, berlalu kerumah lain
untuk membangunkan yang lain pula, dan beberapa waktu kemudian sebuah perahu
dengan 18 awak meluncur ke tengah laut. Nelayan pulau Mandangin turun mencari
ikan. Besuk siang mungkin merekakembali ke darat dengan tangkapan yang lumayan,
tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan hasil yang nihil. Malam itu adalah
melam mencari nafkah. Hari itu janji batas hutang yang ditumpuk sampai ratusan
ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.
·
Pola Runtutan Tingkat
Dalam pola
urutan tingkat, penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah
sampai dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan
sebagainya.
Contoh :
Meskipun
tingkat pembangunan suatu desa berbeda dari satu desa ke desa lainnya, dari
satu negara ke negara lainnya, akn tetapi ada suatu persamaan umum yang dapat
diterima. Pertama, pembangunan diharapkan dapat memenuhi harapan semua penduduk
... kedua, pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan, dan
pendapatan penduduk desa. Ketiga, dengan pembangunan desa diharapkan pendapatan
penduduk dapat menjadi kekuatan penggerak utama di dalam berbagai bentuk yang
positif, ... keempat, pembangunan desa diharapkan pula dapat menjamin
keselamatan atau jaminan dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa diharapkan
membuka kesempatn memajukan karir masing-masing warga desa.
·
Pola Urutan Apresiatif
Pada pola urutan apresiatif. Penulis mengungkapkan
gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung rugi, salah benar, berguna tidak
berguna, dan sebagainya.
Contoh :
Pernyataan
bahwa business adalah unsur dari peternakan sering ditentang oleh banyak orang.
Mereka bependapat bahwa dalam pertanian
yang subsistence ataupun yang primitif beternak bukanlah suatu business tetapi,
suatu cara hidup, suatu way of life. Pandangan ini bukan sering dikemukakan
dengan tandas oleh banyak pejabat yang bertanggung jawab atasa produksi
pertanian. Mungkin benar bahwa fungsi farming is way of life, sebab produksi
dicampur aduk dengan konsumsi.,sebab usaha pertaniannya dipaterikan dengan
kepuasan hidup dalam masyarakat taninya. Tetapi haruslah disadari pula pula
selama tersangkut soal produksi, dan itulah business. Untuk menerangkan hal ini
baiklah diteliti keadaan petani-peternak yang telah maju yang telah mengubah
cara ‘primitif’ dengan cara ‘modern’. Petani-peternak terlibat dan makin lama
makin terlibat dalam usaha jual dan beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan
membeli alat-alat, serta bahan- bahan yang diperlukan untuk produksi. Bahkan
dalam keadaan subsistence, petani yang maju tadi berpikir seperti pengusaha,
sebagai businessmen, dan selalu bertindak
secara itu.
·
Pola Urutan Tempat
Dalam pola urutan tempat, penulis
mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat ketempat lainnya, misalnya
dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke kanan, dan sebagainya.
Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan berdasarkan tingkat
pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke tempat yang penting
sampai tempat yang kurang penting.
Contoh :
Sebelum perahu bertolak ketengah laut, Suhardi
disibukkan oleh tugas membenahi semua perlengkapan. Kalau tempat yang dituju
sudah dicapai, dan jaring telah ditebarkan, anak laki-laki sembilan tahun ini
meloncat ke air bersama sepotong bambu sepanjang tiga meter sebagai pelampung.
Dia harus mencebur ke air waktu malam hari sekali pun. Tugasnya saat ini adalah
membetulkan payang (jaring), atau menjaganya jangan tersangkut didalam air.
Untuk itu, dia mengapung di laut selama satu setengah atau dua jam. Dan kembali
ke perahu berbarengan dengan naiknya jaring.
·
Pola Urutan Klimaks
Pola urutan klimaks ini hampir sama dengan pola urutan
tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan klimaks ini terkandung adanya intensitas
yang semakin menaik, sedangkan dalam pola urutan tingkat tidak begitu
ditonjolkan jadi, dalam pola urutan klimaks, penulis mengungkapkan gagasannya
dengan urutan yang setiap kali semakin meningkat intensitasnya, dan berakhir
pada gagasan yang paling intens.
Contoh :
Dalam film
terlihat seekor kera yang semula lincah akhirnya lumpuh, dan buta setelah
dicekoki obat mencret Entro Vioform, 6 butir setiap hari selama 2 minggu.
Hadirin menarik nafas. Tetapi suasana menekan perasaan justru tambah menjadi-jadi
setelah film berakhir, dan lampu dinyalakan diruang Press Club.
·
Pola Urutan Antikimaks
Pola
urutan antiklimaks ini merupakan kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola
urutan antiklimaks ini berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang
intens sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen,
drama), klimaks dan antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke
antiklimaksnya yang berupa penyelesaian.
·
Pola Urutan Khusus Umum
Dalam pola urutan khusus ke umum ini, penulis mula-mula
mengungkapkankan gagasan-gagasan suatu hal yang khusus, kemudian diungkapkan
keumuman atau rampatan generalisasinya.
Contoh :
Manusia
adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga sedikit
empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang serupa
itu. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.
·
Pola Urutan Sebab – Akibat
Dalam pola urutan ini, penulis
mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek terdekat dari pernyataan
itu.
Contoh :
Kalau kemarau tengah berlangsung, sinar matahari terasa
menyengat di Pulau Kambing. Selama empat bulan semua tumbuh-tumbuhan di pulau
itu merangas. Angin meniup daun-daunnya yang kering hingga rontok ke bumi. Dari
kejauhan yang kelihatan hanya rumah penduduk. Pada saat itu, orang berpunya
yang mampu membuat bak mandi dari semen mungkin masih menyimpan persediaan air
hujan. Beberapa penduduk datang ke sana sebagai pembeli. Lima ratus empat puluh
tiga sumur yang ada disana mengeluarkan air yang asinnya persis seperti air
laut. Air itu tak dapat diminum, ataupun digunakan untuk menanak nasi.
·
Pola Urutan Tanya - Jawab
Dalam pola urutan tanya- jawab ini,
penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk pertanyaan, kemudian
diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.
Contoh :
Apa saja
yang penting untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin diskusi agar diskusinya dapat mencapai sasaran?
Sesorang pemimpin diskusi hendaknya tidak mendominasi jalannya diskusi. Dia
bertanggung jawab mengatur agar diskusi berjalan lancar menurut arah yang
dikenhendakai pokok persoalan bersama, dan harus menstimulir anggota diskusi
untuk berpartisipasi, serta menjuruskan kearah pemikiran. Dia pun harus
mencegahadanya monopoli pembicaraan oleh seorang peserta saja, dan kalau ada
salah paham atau perbedaan pendapat harus mengusahakan penyelesaiannya. Pada
akhir diskusi, pemimpin diskusi harus membuat ringkasan, kesimpulan atau hasil
diskusi.
3.
Paragraf penutup
Paragraf penutup
biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk
eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh alinea penutup yang berupa kesimpulan :
Media
cetak tergolong tertua kehadirannya di Indonesia dibandingkan dengan jenis media lainya (radio, film, dan
tv), seorang pembaca surat biasanya adalah pendengar radio,dan penonton tv.
Dengan demikian, media cetak mempunyai
peranan yang yang khas dalam penyampaian informasi. Bukan saja untuk
menghidupkan tradisi menulis, dan minat baca masyarakat, tetapi ia metupakan bagian
terpenting dalam penciptaan suasana kemasyarakatan yang dinamis, dan harmonis
dari keseluruhan sistem media komunikasi modern, baik diaderah pedesaan, dan
terlebih-lebih lagi di daerah perkotaan.
Contoh alinea penutup yang berupa ringkasan :
Beberapa
hal yang dapat diringkaskan dari pengamatan
di atas. Pertama, terdapat gejala rendahnya mutu murid SD di seluruh
Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya mampu mencapai 50 % standar pengetahuan
yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka. Kedua, daerah-daerah dengan mutu
murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata nasional terletak di Indonesia
bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang paling parah
diderita oleh semua murid SD, sedang matematika mrupakan ilmu pengetahuan yang
paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi dalam
jumlah murid yang naik dengan deras.
Contoh alinea penutup yang berupa penekanan kembali hal-hal
yang penting :
Harus
diakui bahwa ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan secara tepat persoalan
yang menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting yang memungkinkan
terwujudnya stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian sejarah yang penuh
ujian bagi Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam tataran yang lebih
dalam, dan lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila secara
lebih mantap lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di dalam
dasar itu eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai landasan yang sangat kuat,
yaitu Pancasila maksud dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia Indonesia.
Contoh alinea penutup yang berupa saran :
Demikianlah peta bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas,
meluputi sebagian besar rakya Indonesia. Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar
memberi dorongan pada pertumbuhan dan perkambangan pers nasional, khususnya
yang terbit di daerah-daerah. Selanjutnya para penerbit pers itu sendirilah
yang harus bekerja keras: menyusuri pantai,dan sungai-sungai, memasuki
hutan-hutan, ngarai, dan daerah-daerah pegunungan untukmmencapai masyarakat
pedesaan yang menjadi sasaran KMD.
Contoh alinea penutup yang berupa harapan :
Mudah-mudahan
pedoman ini bermanfaat bagi usaha peningkatan sutau laporan hasil penelitian,
dan peningkatan koefisienan, serta keefektifan pengelolaan penelitian bahasa,
dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini, segera kritik, dan
saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
Macam-macam
paragraf berdasarkan letak kalimat utama
1.
Paragraf
deduktif
Paragraf deduktif ditandai
dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan
umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan
bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu.
Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
2.
Paragraf
induktif
Paragraf induktif ditandai
dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian
atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya.
Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer.
Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang
penting, efektif dan efisien.
3.
Paragraf
campuran
Paragraf campuran ditandai
dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama
yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana
komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern.
Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa
adanya sarana komunikasi.
Macam-macam
paragraf berdasarkan isi
1.
Paragraf
deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai
dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf
tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu,
hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah
itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup.
Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di
belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan
angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
2.
Paragraf proses
Paragraf proses ditandai
dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam
kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses,
meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3.
Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah
paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu
pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat
sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
DAFTAR
PUSTAKA
Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas
Gunadarma
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Depok: Grasindo.
Kusmayadi,
Ismail. 2006. Think SMART Bahasa
Indonesia. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Hs, Widjono.
2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Muda, Ahmad A.K. 2008. Kamus Saku Bahasa Indonesia Idx Ed.terbaru.
Tititk Terang.
0 comments:
Posting Komentar