Apa yang akan kamu jawab ketika ada orang bertanya “Siapa
Anda?” Biasanya yang terlintas pertama kali adalah nama Anda. Padahal
pertanyaan tersebut memiliki banyak makna, namun secara tak sadar kita sering
menganggapnya sebagai pertanyaan untuk menanyakan nama kita.
Dan jika kemudian pertanyaan itu diperuntukkan untuk
saya, “Kamu itu siapa?” Kemudian saya jawab, “Aku Restiyanti, mahasiswi semester
6 jurusan Sistem Informasi di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di kawasan
Depok, aku suka mendengarkan musik dan warna fovorit ku adalah orange.” Namun
apakah hanya cukup itu saja jawabannya. Saya rasa tidak. Restiyanti itu hanya
sekedar nama, mahasiswi hanya sebuah jabatan atau status atau pekerjaan semata.
Sebenarnya saya juga bingung menggambarkan “Siapa Saya?”.
Ketika saya update status di Twitter, teman saya menjawab seperti
pada screenshoot berikut
Dan memang benar kalimat yang terakhir, saya kurang
percaya diri ketika ingin mengeluarkan ide ataupun pendapat. Saya takut orang
akan mengira saya sombong. Lalu ada pula teman saya yang membalas lewat pesan
di handphone, dia berpendapat hampir
sama dengan gambar screenshoot di
atas. Ada satu lagi yang membuat saya kaget, dia bilang saya boros. Terdiam
sejenak. Ingin menolak pendapat ini namum merasa ada benarnya juga.
Komentar positif yang mereka berikan juga hampir
sama yaitu, pintar, sabar, kreatif, baik, lucu, nekat dan sebagainya. Namun
bukankah sifat itu bisa berubah kapan saja. Sifat baik dan buruknya manusia itu relatif, tergantung apa hubungannya
orang yang memberi komentar dengan yang diberi komentar. Jika teman atau
keluarga biasanya memberikan komentar yang baik-baik. Sebaliknya, jika musuh
yang memberi komentar, biasanya semua hal yang negatif akan mereka berikan
untuk mengomentari diri kita.
Akhirnya saya berinstropeksi diri sejenak, dan
ternyata solusinya sederhana, yaitu belajar untuk percaya diri dan hemat.
Kelemahan ini harus saya atasi secepatnya. Jika tidak, akan sulit untuk
mengembangkan diri dalam masyarakat maupun dunia kerja.
Diri kita tak bisa digambarkan, karena setiap saat
diri ini dapat mengalami perubahan mengikuti perputaran hidup. Kita hanya harus
menjalani dengan ikhlas. Selain itu, kita manusia akan terus tumbuh dan
berkembang. Lingkungan ikut berpengaruh dalam menentukan “Siapa Saya?”, baik
lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan belajar.
Saya adalah pribadi yang sedang dalam proses
belajar, belajar percaya diri, belajar bertanggung jawab, dan belajar menerima
ketidaksempurnaan. Manusia tidak ada yang sempurna, namun jangan jadikan
ketidaksempurnaan sebagai penghambat kita dalam belajar. Inilah jawaban
pertanyaan “Siapa Saya?”.
Referensi:
0 comments:
Posting Komentar